Pabrikan motor terus melakukan inovasi dengan menciptakan fitur-fitur baru untuk meningkatkan nilai produk dan menarik minat konsumen. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah teknologi pelapisan dinding atau liner blok silinder. Beberapa contoh teknologi ini adalah DiASil cylinder milik Yamaha dan Super Electrofusion Cylinder milik Kawasaki, yang berfungsi untuk memperkuat dan meminimalisir gesekan sehingga membuat mesin lebih cepat melepas panas dan awet.
Menurut Yongki Jaya, seorang mekanik Yamaha, teknologi DiASil menggunakan silinder aluminium yang dilapisi dengan silicon carbide atau ceramic dan nikel. Proses pembuatannya melibatkan pencetakan dan pemotongan dari pabrikan. Kelebihan dari blok DiASil adalah bobot yang lebih ringan karena menggunakan aluminium, menjaga kompresi dengan baik, minim getaran, suara mesin lebih halus, tahan gesekan, dan tahan panas.
Kawasaki menggunakan teknologi Super Electrofusion Cylinder untuk mesin Ninja 150 cc 2 tak. Proses pelapisan dinding liner ini melibatkan penggunaan tegangan listrik yang besar, dengan meletakkan kawat atau kabel di titik tengah poros liner dan mengalirkan arus listrik yang tinggi. Meskipun proses ini membuat boring mesin terlihat memiliki pori-pori, hal tersebut memungkinkan oli untuk masuk ke dalam pori-pori dan mengurangi gesekan.
Meskipun teknologi Super Electrofusion Cylinder dianggap lebih kuat dibandingkan DiASil, namun teknologi ini lebih mahal. Sebagai contoh, harga paket blok Ninja 2-tak yang menggunakan teknologi ini sudah mencapai hampir Rp 5 juta. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ini pada mesin 4-tak, apalagi dengan 2 hingga 4 silinder, akan membuat biaya produksi menjadi sangat tinggi.
