Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyatakan bahwa harga obat di Indonesia lebih mahal hingga lima kali lipat daripada Malaysia. Salah satu penyebabnya adalah tata kelola yang tidak baik, menurut Kemenkes. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa harga obat-obatan di Indonesia lebih mahal karena rantai perdagangan yang terlalu panjang, tata kelola yang kurang baik, dan informasi kesehatan yang tidak transparan.
Budi menegaskan bahwa meskipun harga obat di Indonesia tergolong mahal, terutama obat paten, tetapi Indonesia juga memiliki obat generik dengan harga yang relatif murah. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan kementerian lain seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
Budi juga mengatakan bahwa Kemenkes ingin membangun industri dalam negeri untuk menyediakan kebutuhan alat kesehatan seperti USG. Kemenkes akan bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian untuk mendorong para pengusaha dalam negeri terlibat dalam produksi. Selain itu, Kementerian Keuangan akan menyesuaikan besaran bea masuk agar tidak menghambat pertumbuhan industri farmasi di dalam negeri.
Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan agar tata kelola dan pembelian obat serta alat kesehatan diperbaiki untuk mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu dikeluarkan. Hal ini dilakukan untuk mencari kombinasi yang paling efisien dalam biaya pengadaan obat dan alat kesehatan di Indonesia.
