Ketika hendak bepergian ke luar negeri, paspor menjadi salah satu dokumen yang harus dibawa. Warna pada sampul paspor bervariasi di berbagai negara, mulai dari merah, biru, hijau, hingga hitam.
Tidak ada aturan khusus mengenai pemilihan warna primer pada paspor. Namun, warna paspor dipilih dengan pertimbangan berbagai faktor seperti kondisi geografis suatu negara, mayoritas agama, dan kondisi politik.
Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), paspor harus terbuat dari bahan yang dapat ditekuk dan harus stabil pada suhu tertentu. Meskipun ada pedoman untuk jenis huruf dan font pada paspor, tidak ada ketentuan spesifik mengenai tampilan paspor.
Pemilihan warna pada paspor juga dapat dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan agama. Negara-negara Muslim umumnya memilih warna hijau, sementara negara-negara Karibia cenderung memilih warna biru untuk sampul paspor mereka.
Paspor dengan sampul merah atau burgundy umumnya digunakan oleh negara-negara Uni Eropa dan negara-negara dengan sejarah komunis. Paspor biru umumnya digunakan oleh negara-negara ‘Dunia Baru’ dan negara-negara di Afrika.
Paspor hijau banyak digunakan oleh negara-negara Islam seperti Arab Saudi, Maroko, Pakistan, dan Indonesia. Sementara paspor hitam umumnya digunakan untuk paspor diplomatik dan beberapa negara di Afrika seperti Botswana, Zambia, dan Malawi.
Dengan beragam warna paspor yang memiliki makna dan konotasi berbeda, pemilihan warna sampul paspor tidak hanya sekedar estetika, namun juga mencerminkan identitas, sejarah, dan nilai-nilai suatu negara.
