Home Gaya Hidup Apakah Pekerjaanmu Termasuk dalam Daftar 5 Profesi yang Menyebabkan Burnout Tertinggi?

Apakah Pekerjaanmu Termasuk dalam Daftar 5 Profesi yang Menyebabkan Burnout Tertinggi?

Burnout adalah istilah psikologis yang merujuk pada kelelahan secara mental yang dialami seseorang akibat faktor tertentu, termasuk pekerjaan. Namun, pekerjaan yang menyebabkan burnout masih populer di kalangan masyarakat.

Menurut penelitian terbaru LinkedIn yang melibatkan 16 ribu profesional di Amerika Serikat (AS), manajer proyek adalah salah satu profesi penyebab burnout tertinggi dan paling dicari oleh perusahaan. Dalam studinya, LinkedIn menemukan bahwa empat dari 10 pekerja di AS merasa “mandek” dan kelelahan selama bekerja, dengan persentase yang lebih tinggi bagi manajer proyek.

Profesi lain yang memiliki risiko burnout tinggi menurut LinkedIn antara lain adalah manajemen program dan proyek, layanan kesehatan, layanan masyarakat dan sosial, jaminan kualitas, dan pendidikan. Menurut direktur program magister pendidikan kedokteran di University of Pennsylvania, Kandi Wiens, kelelahan atau burnout tidak hanya disebabkan oleh jam kerja panjang atau beban kerja berat.

Menurut Wiens, manajer proyek harus mampu melakukan multitasking secara terus-menerus dengan tenggat waktu yang ketat, serta berperan sebagai perantara antara karyawan dan klien, yang dapat menyebabkan kelelahan. Wiens juga menyatakan kekhawatiran terhadap perusahaan yang terus merekrut manajer proyek tanpa memberikan dukungan atau pengakuan yang memadai.

Perawatan kesehatan, pendidikan, komunitas, dan layanan sosial juga termasuk dalam profesi yang menyebabkan burnout karena lingkungan kerja yang penuh tekanan dan kontrol terbatas terhadap hasil pekerjaan. Situasi yang sulit dan sensitif dalam profesi-profsi ini dapat menyebabkan beban emosional yang tinggi bagi para pekerja.

Sebelum menerima pekerjaan, penting bagi individu untuk mengevaluasi risiko burnout yang mungkin terjadi, termasuk kesesuaian peran dengan kepribadian dan temperamen, lingkungan dan budaya kerja, serta dukungan yang diberikan oleh perusahaan. Karyawan disarankan untuk bertanya kepada perusahaan mengenai sumber daya yang dapat diakses untuk mendukung kesejahteraan, seperti dukungan manajerial, penjadwalan yang fleksibel, atau tunjangan kesehatan mental.

Melihat risiko burnout pada profesi tertentu dapat membantu individu untuk lebih waspada dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan mental mereka.

Source link

Exit mobile version