Virus Corona, yang juga dikenal sebagai Covid-19, terus mengalami mutasi dan menyebabkan lonjakan kasus di berbagai negara. Salah satu varian terbaru yang ditemukan adalah Covid-19 varian FLiRT, yang telah menyebabkan peningkatan kasus di Amerika Serikat.
Menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada akhir Maret 2024, varian baru Covid-19, KP.2, yang merupakan bagian dari keluarga FLiRT, telah menyebabkan sekitar 4% kasus di AS. Pada awal Mei, angka kasus KP.2 meningkat hingga mencapai sekitar 28% infeksi.
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health mengungkapkan bahwa KP.2 adalah salah satu varian yang termasuk dalam kelompok ‘FLiRT’, yang merupakan turunan dari varian JN.1 yang dominan di AS dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun KP.2 saat ini merupakan varian dominan di AS, tingkat penularan virus secara keseluruhan masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun KP.2 menjadi varian yang dominan secara proporsional, namun tidak menyebabkan peningkatan kasus karena tingkat penularannya rendah.
CDC juga menyarankan untuk tetap waspada terhadap varian FLiRT ini, karena masih berpotensi menyebabkan lonjakan kasus, terutama pada kelompok yang lebih rentan seperti lansia dan penderita komorbid. Meskipun gelombang masih lebih kecil, risiko tinggi dari varian FLiRT tetap ada.
Dalam hal efektivitas vaksin, vaksin yang dirancang berdasarkan varian XBB.1 menghasilkan beberapa antibodi reaktif terhadap JN.1. Meskipun penelitian terhadap varian baru ini belum dilakukan, varian ini diprediksi tidak akan menimbulkan reaksi silang yang signifikan.
Dengan demikian, masyarakat tetap diimbau untuk tetap waspada, menggunakan masker saat di luar ruangan, menghindari kerumunan, dan memiliki ventilasi udara yang baik. Selain itu, melakukan tes mandiri jika merasa sakit dan menjaga kebersihan juga merupakan langkah yang perlu diambil untuk mencegah penularan varian FLiRT.
