Togu menyatakan bahwa tingkat kepuasan publik yang rendah merupakan tantangan besar bagi tokoh-tokoh yang pernah menjabat untuk bersaing dalam Pilkada Nabire 2024. Menurutnya, dengan tingkat kepuasan publik yang rendah, para tokoh tersebut akan kesulitan membangun kembali kepercayaan dan dukungan masyarakat.
Tingkat kepuasan publik, atau yang dikenal sebagai ‘job approval rating’, memiliki kekuatan prediktif elektoral yang sangat besar bagi Bupati Petahana. Hasil survei menunjukkan bahwa kinerja dan rekam jejak kandidat sangat mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilihan ini. Mayoritas responden menyatakan bahwa faktor kinerja dan rekam jejak adalah yang paling memengaruhi mereka dalam memilih kepala daerah, diikuti oleh visi-misi dan program, kompetensi kandidat, dan asal suku, agama, dan gender kandidat.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa tingkat elektabilitas calon Bupati pada Pilkada Nabire 2024 cenderung tidak banyak berubah, meskipun dilakukan simulasi dengan 4 nama calon Bupati yang berbeda. Dari 1.400 responden yang diwawancarai dengan pertanyaan tertutup, Marci Kegou mendapatkan persentase tertinggi untuk tingkat keterpilihan sebesar 34,7%, diikuti oleh Mesak Magai 25,3%, Hugo Martinus Karubaba 17,8%, dan Ismail Djamaludin 9,1%. Sebanyak 13,1% responden tidak memberikan jawaban atau tidak memilih.
Dengan demikian, hasil survei ini memberikan gambaran tentang situasi politik di Pilkada Nabire 2024 dan menunjukkan bahwa para tokoh yang ingin mencalonkan diri harus memperhatikan tingkat kepuasan publik dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan masyarakat.
