Sandra Dewi Tidak Terima Kejaksaan Agung Sita Asetnya
Sandra Dewi mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap tindakan Kejaksaan Agung yang menyita seluruh aset keluarganya, termasuk deposito senilai Rp 33 miliar, sebagai dampak dari kasus dugaan korupsi pengelolaan timah yang melibatkan suaminya, Harvey Moeis. Depositonya tersebut, menurut Sandra Dewi, sepenuhnya adalah miliknya dan bukan suaminya.
Sandra Dewi juga memiliki deposito di Bank CIMB Niaga sebesar Rp 4,1 miliar yang diperoleh dari pekerjaannya sebagai brand ambassador di bank tersebut enam tahun yang lalu. Seluruh pendapatan yang diterima Sandra Dewi dari endorse produk dan menjadi brand ambassador selama satu tahun, sebesar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar, ditempatkan dalam rekening deposito.
Adik dan manajer Sandra Dewi, Kartika Dewi, menjelaskan bahwa Sandra Dewi pernah mencoba berinvestasi dalam reksa dana dan obligasi, namun pada tahun 2024, dia memilih untuk menempatkan seluruhnya dalam deposito.
Saat ini, Sandra Dewi hadir sebagai saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terkait kasus korupsi pengelolaan timah yang melibatkan suaminya. Jaksa menduga sebagian uang hasil korupsi yang dilakukan Harvey Moeis mengalir kepada Sandra Dewi. Harvey didakwa melakukan korupsi tata kelola timah yang merugikan negara Rp 300 triliun serta pencucian uang.
Dalam dakwaan terhadap Harvey, disebutkan bahwa dia mentransfer uang senilai Rp 3,1 miliar kepada Sandra Dewi, serta mengirimkan uang ke asisten Sandra Dewi, Ratih Purnamasari, sebesar Rp 80 juta. Uang tersebut kemudian dikendalikan oleh Sandra Dewi untuk kebutuhan pribadi dirinya dan Harvey Moeis. Harvey juga diduga mentransfer uang untuk membeli tas-tas branded Sandra Dewi di pemilik online shop Snowceline Luxury, dengan 88 tas branded Sandra Dewi sebagai barang bukti.
Sebagai informasi, artikel ini tidak mengandung pendapat atau pandangan pribadi dari penulis. Artiikel ini diambil dari sumber yang tertera di atas.
Referensi:
https://cnbcindonesia.com/lifestyle/20241002161000-35-576429/video-parle-resto-cafe-level-up-experience-kuliner-indonesia
