Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengungkapkan bahwa upaya penyediaan vaksin Tuberkulosis (TBC) baru yang diproduksi di dalam negeri saat ini tengah memasuki tahap uji klinis. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers RAPBN 2025 dan Nota Keuangan di Jakarta.
Menurut BGS, pembaruan vaksin TBC diperlukan karena vaksin yang ada saat ini dianggap sudah usang. Selain itu, dalam upaya menurunkan angka kasus TBC, Presiden Terpilih Prabowo Subianto juga memberikan perhatian khusus. Salah satu langkah yang diambil adalah mengganti rezim obat yang baru dan lebih singkat.
BGS menjelaskan bahwa vaksin TBC baru ini diharapkan bisa diluncurkan pada tahun 2028. Tujuannya adalah untuk menurunkan prevalensi TBC di Indonesia. Selain itu, fokus utama Presiden Terpilih adalah pada upaya preventif dalam menjaga kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Saat ini, vaksin TBC yang tersedia adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) yang hanya memberikan perlindungan parsial. Oleh karena itu, pengembangan vaksin TBC yang efektif untuk semua usia, terutama untuk anak dan orang dewasa, sangat dibutuhkan.
Indonesia aktif berkontribusi dalam pengembangan beberapa kandidat vaksin TBC, termasuk yang dikembangkan oleh berbagai perusahaan farmasi internasional. Selain itu, anggaran untuk sektor kesehatan dalam RAPBN 2025 direncanakan mencapai Rp 197,8 triliun, dengan sebagian besar dialokasikan untuk Kementerian Kesehatan.
Dengan adanya upaya pengembangan vaksin TBC baru ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target penurunan angka kasus TBC dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
