Penggunaan antibiotika harus hati-hati agar tidak menimbulkan resistensi bakteri. Dr. Mohammad Syahril dari Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa resistensi antibiotika terjadi ketika bakteri tidak lagi bisa dibasmi oleh antibiotika. Hal ini disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang tidak tepat, seperti memberikan dosis yang salah atau tidak meminum obat sesuai resep dokter.
Syahril menekankan pentingnya memerhatikan aturan penggunaan antibiotika. Pasien harus menghabiskan obat sesuai dosis dan durasi yang ditentukan oleh dokter. Bakteri yang resisten terhadap antibiotika dapat menyebabkan infeksi sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Untuk mengatasi resistensi bakteri, penting bagi masyarakat untuk hanya mengonsumsi obat sesuai dengan rekomendasi dokter. Hindari penggunaan obat yang tidak diresepkan, termasuk obat untuk penyakit yang disebabkan oleh virus. Pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan obat antibiotika secara tepat dapat membantu mencegah resistensi bakteri.
Berita ini ditayangkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id.
