Home Gaya Hidup Dukun Diduga Melakukan Pelecehan Terhadap Anak dengan Dalih Ritual Ciuman Darah

Dukun Diduga Melakukan Pelecehan Terhadap Anak dengan Dalih Ritual Ciuman Darah

Seorang dukun asal Malaysia dituding melakukan pelecehan seksual setelah melakukan ritual kontroversial yang melibatkan pemotongan lidah dan ritual “ciuman darah” pada anak-anak. Dukun bermarga Lin dilaporkan melakukan ritual tersebut di sebuah kuil di Klang, Selangor, Malaysia, terhadap beberapa anak yang dibawa oleh orang tua untuk disembuhkan.

Kontroversi muncul setelah dokumentasi ritual tersebut diunggah dan beredar luas di internet, memperlihatkan sang dukun menempelkan wajah dan mulutnya di atas seorang anak yang berbaring. Hal ini memicu kritik dari warganet terhadap orang tua yang membawa anak-anak mereka ke kuil dan menyebutkan bahwa tindakan tersebut adalah pelecehan.

Presiden Federasi Asosiasi Tao Malaysia, Chen Hezhang, menegaskan penentangannya terhadap praktik ini dan berencana untuk bertemu dengan anggota dewan untuk berkomunikasi dengan sang dukun. Chen juga menyatakan akan mendesak dukun tersebut untuk menghentikan ritualnya.

Dalam pembelaannya, Lin mengaku bahwa niatnya adalah membantu anak-anak untuk sembuh melalui campur tangan ilahi. Ia menyatakan bahwa sebagai dukun, ia dibimbing oleh Dewa untuk mengobati orang-orang beriman dan tidak berniat melakukan pelecehan.

Meskipun Lin mengklaim bahwa selama ritualnya ia tidak mencium anak-anak secara langsung, masih banyak masyarakat di Malaysia yang percaya bahwa dukun dapat berperan sebagai jembatan antara Dewa dan manusia dalam penyembuhan penyakit. Namun, praktik-praktik seperti menggunakan darah dari hasil melukai diri sendiri untuk ritual dipertanyakan oleh beberapa pihak.

Kritik juga dilontarkan terhadap orang tua yang membawa anak-anak mereka ke praktik semacam ini, dengan pendapat bahwa lebih baik memeriksakan kepala mereka di rumah sakit daripada mengeksploitasi generasi berikutnya. Beberapa warga menyarankan bahwa jika ritual tersebut benar-benar dapat menyembuhkan, mengapa masih diperlukan bantuan medis dari dokter.

Kontroversi ini membuka diskusi tentang batasan-batasan praktik spiritual dan kepercayaan takhayul dalam masyarakat, serta pentingnya menjaga hak dan perlindungan anak-anak dari segala bentuk eksploitasi dan pelecehan.

Source link

Exit mobile version