Taruna Ikrar telah dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang baru, menggantikan posisi Rizka Andalusia. Dalam keterangan persnya, Taruna memfokuskan perhatiannya pada beberapa tantangan yang akan dihadapi sebagai Kepala BPOM, termasuk tingginya harga obat akibat regulasi yang menghambat.
Selain itu, Taruna juga menyampaikan keprihatinannya terhadap lambatnya produk obat baru masuk ke Indonesia. Hal ini menyebabkan harga produk tersebut semakin mahal ketika mereka tersedia di pasar lokal. Dia menyoroti pentingnya inovasi dalam bidang obat dan produk biologi di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada obat impor.
Selanjutnya, Taruna juga menyoroti kurangnya koordinasi antara lembaga terkait, sehingga dia mendorong adanya sinergi antara BPOM, BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, serta asosiasi farmasi dan perusahaan obat.
Semua langkah ini diambil dalam upaya untuk memastikan ketersediaan obat yang berkualitas dan terjangkau di Indonesia, serta mengurangi risiko harga obat yang tinggi akibat regulasi dan lambatnya inovasi produk obat di pasar lokal.