Di bulan ramadhan, tadarusan menjadi salah satu kegiatan yang umum dilakukan di masyarakat. Namun, penting untuk memahami dengan jelas bagaimana hukum syar’i terhadap kegiatan tadarusan. Tadarusan berasal dari kata تدارس – يتدارس yang memiliki makna saling belajar. Meskipun memiliki beragam makna di masyarakat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait tadarusan.
1. Tadarusan dalam belajar al-Quran atau tafsirnya
Tadarusan dalam arti belajar membaca al-Quran atau belajar tafsir al-Quran sangat dianjurkan bahkan bisa menjadi wajib bagi umat Islam. Rasulullah SAW menjelaskan pentingnya berkumpul untuk membaca Kitabullah (Al-Quran) dan saling mengajarkan satu sama lain. Aktivitas ini tidak hanya mendatangkan ketenangan hati, tetapi juga mendapat rahmat Allah dan penghargaan di sisi-Nya.
2. Tadarusan dengan membaca Al-Quran secara berjamaah dengan satu suara
Meskipun tidak ditemukan dalam sunnah Nabi, membaca Al-Quran secara berjamaah dengan satu suara tetap diperbolehkan dengan syarat bukan sekedar membaca. Ulama Syeikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa meskipun tidak ada asalnya dari syariat, praktik ini ditoleransi bagi anak-anak kecil yang sedang diajari Al-Quran sebagai bentuk metode pengajaran.
3. Tadarusan dengan salah satu orang membaca lalu yang lain hanya mendengarkan
Praktik lain dari tadarusan adalah ketika satu orang membaca Al-Quran sementara yang lainnya hanya mendengarkan. Hal ini juga diperbolehkan dan bahkan dianjurkan sebagaimana terdapat dalam banyak hadits shahih.
Dengan demikian, selama kegiatan tadarusan dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam, maka hal tersebut merupakan amalan yang baik dan dianjurkan bagi umat Muslim, terutama di bulan Ramadan.
