Tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik terus dilestarikan dan tidak lekang oleh waktu. Kegiatan ini selalu diadakan pada Rabu terakhir di bulan Safar dan selalu ramai dengan kedatangan warga. Tradisi ini diyakini berasal sejak zaman Sunan Giri.
Salah satu rangkaian kegiatan Rebo Wekasan adalah kirab tumpeng agung. Ribuan warga Desa Suci mengarak tumpeng menuju Masjid Mambaut Thoat yang berjarak 1 kilometer. Ada 5 perguruan silat yang ikut serta dalam mengarak tumpeng ini, sebagai simbol persatuan dan kesatuan di antara mereka.
Kepala Desa Suci, Achmad Rizal, menyatakan bahwa Rebo Wekasan telah menjadi bagian dari tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat setiap tahunnya. Dia memberikan apresiasi atas kerja keras masyarakat Desa Suci yang kompak dalam menyelenggarakan acara ini. Dia juga mengucapkan terima kasih atas penyerahan sertifikat tanah kepada desa, yang merupakan hasil dari kerja keras mereka dan persetujuan bupati.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menekankan pentingnya menjaga tradisi Rebo Wekasan yang telah turun-temurun berlangsung. Dia berharap masyarakat Desa Suci tetap istiqomah dalam memperingati tradisi ini dan memanfaatkan aset yang mereka miliki untuk kesejahteraan desa.
Tradisi Rebo Wekasan diyakini bermula dari permohonan masyarakat Desa Suci kepada Allah SWT pada Bulan Safar untuk menemukan sumber air yang mereka butuhkan. Doa mereka dikabulkan dan sumber air tersebut ditemukan. Sejak saat itu, pada Rabu terakhir di Bulan Safar, masyarakat Desa Suci mengadakan selamatan secara turun-temurun.