Warung Madura saat ini sangat populer di berbagai daerah di Indonesia karena kemampuannya melayani kebutuhan masyarakat, termasuk di malam hari. Namun, meskipun tersebar luas, Warung Madura belum mampu menjadi simbol raja kelontong dunia seperti Korea Selatan.
Korea Selatan tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan toko kelontong yang pesat di dunia. Asosiasi Industri Toko Serba Ada Korea mencatat bahwa jumlah toko kelontong di negara tersebut mencapai 55.200, dengan kepadatan satu toko untuk setiap 950 juta penduduk. Jumlah ini bahkan melebihi total cabang McDonald’s di seluruh dunia.
Toko kelontong di Korea Selatan menawarkan berbagai layanan yang inovatif, mulai dari makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, layanan gaya hidup, hingga layanan pengisian daya ponsel dan pembayaran tagihan listrik. Toko ini juga menjadi tempat yang nyaman bagi pekerja kantoran dan pelajar untuk makan siang dan lainnya.
Faktor yang mempengaruhi popularitas toko kelontong di Korea Selatan antara lain urbanisasi yang meningkat, kurangnya penduduk yang menikah atau memulai keluarga, dan pandemi Covid-19 yang mendorong masyarakat untuk belanja secara online atau di toko kelontong terdekat.
Pendapatan toko serba ada di Korea Selatan melonjak lebih dari empat kali lipat antara tahun 2010 dan 2021, mencapai $24,7 miliar. Fenomena ini juga didukung oleh media sosial, di mana para influencer mempopulerkan toko kelontong melalui konten-konten yang menarik.
Secara keseluruhan, Korea Selatan menjadi contoh sukses dalam industri toko kelontong dengan inovasi layanan dan strategi pemasaran yang efektif.