Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh tren Silent Walking yang viral di platform TikTok dan digandrungi oleh generasi Z. Tren ini bermula setelah seorang konten kreator TikTok bernama Mady Maio membagikan saran dari seorang ahli gizi untuk melakukan berjalan kaki selama 30 menit sehari sebagai alternatif dari latihan kardio intens.
Silent Walking adalah kegiatan berjalan kaki tanpa gangguan atau distraksi. Saat melakukannya, Anda harus meninggalkan perangkat earphone bluetooth dan pemutar musik, lalu menyatu dengan lingkungan sekitar sambil berjalan. Lalah Delia, penulis buku mindfulness ‘Vibrate Higher Daily’, menyebutkan bahwa praktik ini sebenarnya bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah lama dilakukan oleh para biksu Budha Zen dengan nama ‘meditasi berjalan’.
Menurut psikolog klinis di New Rochelle, Silent Walking membantu menjernihkan pikiran sambil berjalan sendirian. Dengan menghilangkan gangguan dari lingkungan sekitar, peserta menjadi lebih sadar akan diri mereka sendiri dan lingkungan dalam dan luar. Dokter pengobatan integratif, Dr. Suzanne Hackenmiller, menyatakan bahwa popularitas tren ini meningkat karena banyak orang mencoba untuk berhubungan kembali dengan diri mereka sendiri, terutama dalam menghadapi tingkat kecemasan dan depresi yang meningkat sejak awal pandemi.
Untuk memulai Silent Walking, dianjurkan untuk memilih area yang tenang, menjaga kebutuhan dasar tubuh terpenuhi sebelumnya, fokus pada diri sendiri tanpa adanya gangguan, serta merasakan dan menghargai keindahan sekitar. Meskipun terdengar menarik, praktik Silent Walking terbukti menantang mengingat kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan stimulasi.
Tren Silent Walking menunjukkan bahwa manusia semakin mencari pendekatan alami dan integratif untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Dalam dunia yang sibuk dan penuh gangguan, praktik ini dapat menjadi langkah awal untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar.