26.1 C
Jakarta
Saturday, October 5, 2024

Satyagraha: The Principle that Guides Our Actions

Oleh Prabowo Subianto, kutipan dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 230-234, edisi softcover keempat.

Saya meminta dukungan Anda—dukungan nyata, konkret.

Para investor besar, yang ingin menguasai tanah air kita, mengklaim bahwa Indonesia mudah untuk dimanipulasi; warganya dan para pemimpinnya bisa dibeli.

Kita berada dalam situasi yang mengharuskan kewaspadaan kita. Kita tidak boleh lengah. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan. Sebagai sebuah bangsa penting, adalah kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Mari kita bersatu. Persatuan itu penting.

Mari kita buktikan bahwa rakyat Indonesia masih mengharapkan mimpi-mimpi mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, dan bahwa kita tidak dijual. Orang Indonesia menolak untuk dikuasai atau diperbudak. Kita bercita-cita menjadi bangsa yang berhormat.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Nyatakan yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Apakah wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir keluar dan kita diharapkan untuk pasrah? Apakah sudah ditakdirkan bahwa rakyat kita hanya melayani orang lain, hanya ada sebagai pasar, atau menerima upah yang sedikit?

Jika Anda percaya situasi ini dapat dibenarkan, maka sikap apa yang harus kita ambil?

Namun, jika Anda menganggap itu tidak adil, dan percaya kita dapat mengubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan yang dapat diambil adalah melangkah maju dan memimpin rakyat.

Pimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen terhadap bangsa kita.

Mari kita merapatkan perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha menandakan perjuangan tanpa kekerasan yang gigih berdasarkan kebenaran—suatu perjuangan yang merangkul dan menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; kebenaran tidak dapat dikalahkan. Yang penting adalah keberanian kita, ketahanan kita, dan kesediaan kita untuk berkorban.

Para pendiri bangsa kita—Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan—mengajarkan kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran pada akhirnya akan menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihan kita? Menyerah dan patuh pada setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang berhormat, memahami dan membela hak-hak kita dan hak-hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan substansial kita. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan rakyat total, terbukti efektif melawan penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan cermat dan terus-menerus ditingkatkan. Ya, dari orang ke orang, bangun kekuatan ini. Mulailah dengan lima, lalu sepuluh, dan seterusnya. Adakan diskusi. Bicarakan tentang isi buku ini di rumah-rumah Anda. Rencanakan, dan nanti, saya akan mengumumkan langkah tindakan kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa pejuang, atau tetap selamanya dikuasai, sebagai bangsa pelayan, lemah, bisa dibeli, mudah disuap. Pilihan terletak di dalam masing-masing dari kita.

Saya percaya kita dapat, kita harus melakukan transformasi signifikan untuk bangsa kita.

Mari kita buktikan bahwa di antara orang Indonesia, masih ada yang bermimpi. Mereka yang mencintai negara mereka dan menginginkan Indonesia berdiri dengan martabat, dipimpin oleh pemimpin yang terhormat, berdiri di atas kaki kita sendiri. Berdiri dengan martabat, kuat, adil, dan makmur. Ini adalah aspirasi kolektif kita.

Bangun dan kumpulkan dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Bertemu dan bimbing keluarga, teman, tetangga Anda. Beritahu mereka dan meyakinkan mereka. Jelaskan prinsip-prinsip dan fakta yang terkandung dalam buku ini. Dorong mereka, inspirasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi kita.

Beritahu rakyat bahwa negara kita tidak miskin. Katakan kepada mereka bahwa ada solusi untuk masalah-masalah bangsa kita. Biarkan mereka tahu bahwa buku ini berisi keyakinan dan pemahaman tentang bagaimana mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah mengejek atau merendahkan orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu pandu rakyat. Katakan pada mereka bahwa yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin banyak pengetahuan yang kita miliki, semakin kuat kita. Semakin kita merendahkan hati, semakin kita merendahkan hati kita—bukan dalam keraguan diri tapi dalam kerendahan hati. Semakin kita dicaci maki, semakin sopan kita. Semakin kita difitnah, semakin tegak kita berdiri.

Tidak perlu membayar kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkan yang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Mari kita percaya pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang akan selalu mendukung apa yang benar.

Saudara-saudara, rakyat kita tidak bodoh. Mereka berpikir dengan hati mereka. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus meningkatkan diri, memperkuat akar kita di tengah rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu mempertahankan kebenaran, selalu memberikan solusi atas masalah rakyat, dan tidak pernah menjadi sumber kehancuran.

Kita tidak boleh diam ketika kita menyaksikan kebohongan dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap yang kurang beruntung, kita tidak boleh diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan yang tertinggal.

Dan kita tidak boleh berjuang semata-mata untuk mendapatkan posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus didapatkan dengan cara yang terhormat, sah, konstitusional, demokratis, oleh orang-orang yang hatinya benar-benar bersama bangsa.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru