Pejabat kesehatan dari seluruh wilayah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kawasan Asia Tenggara, bersama dengan para ahli dari WHO dan lembaga mitranya, bertemu pekan ini di Forum Regional Tahunan tentang Keterlibatan dan Ketahanan Masyarakat. Pertemuan tersebut membahas kerangka aksi strategis regional baru yang melibatkan masyarakat dan membangun ketahanan terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat serta mengatasi tantangan kesehatan lainnya di kawasan.
Menurut Direktur Regional WHO Asia Tenggara Saima Wazed, penguatan keterlibatan WHO dengan masyarakat untuk meningkatkan hasil kesehatan dan melindungi terhadap keadaan darurat merupakan prioritas utama. Krisis seperti pandemi Covid-19 telah menyoroti perlunya investasi yang signifikan pada keamanan kesehatan dan ketahanan sistem kesehatan dalam keadaan darurat. Komunikasi risiko dan manajemen infodemik, yang dilakukan melalui lembaga yang melibatkan dan memberdayakan masyarakat, merupakan landasan dalam meningkatkan ketahanan masyarakat.
Tandin Wangchuk, Menteri Kesehatan Pemerintah Kerajaan Bhutan, juga menekankan pentingnya komunikasi risiko dan manajemen infodemik dalam respons komprehensif terhadap keadaan darurat kesehatan. Selama acara tiga hari tersebut, para pejabat dan pakar kesehatan meninjau rancangan ‘Kerangka Aksi Strategis untuk Meningkatkan Keterlibatan Masyarakat dan Ketahanan terhadap Keadaan Darurat Kesehatan di Wilayah Asia Tenggara WHO (2024-2027)’, yang bertujuan untuk memandu pendekatan berpusat pada masyarakat terhadap manajemen risiko darurat kesehatan.
Sebelum membahas kerangka aksi strategis baru, para pejabat dan pakar kesehatan mengikuti pelatihan dua hari mengenai manajemen infodemik. Infodemik disebabkan oleh informasi yang melimpah, terlepas dari keakuratannya, selama wabah penyakit dan keadaan darurat kesehatan masyarakat. Mengelola infodemik memerlukan pendekatan multidisiplin dan multifaset yang melibatkan identifikasi kekhawatiran publik, mengisi kesenjangan informasi, memerangi misinformasi dan disinformasi, serta bekerja sama dengan mitra dan komunitas.
Menurut Wazed, melibatkan masyarakat aktif dalam proses pengambilan keputusan adalah kunci untuk intervensi yang dapat diterima, diakses, dan berkelanjutan. Penggunaan solusi lokal yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan realitas sosio-ekonomi lokal serta kerentanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam hal ini.
Artikel Selanjutnya: WHO: Kasus Covid-19 di Dunia Naik, 10 Ribu Pasien Meninggal
(dce)