Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro Susilo mengingatkan agar tetap waspada dan tidak lengah menjelang akhir pelaksanaan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. Meskipun masih ada waktu 2 hari lagi, yaitu 12 dan 13 Juli 2024, untuk pergeseran gelombang kedua jemaah ke Madinah, kewaspadaan harus tetap dijaga.
Pada perpisahan PPIH Bidang Kesehatan di lantai M Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah pada Kamis (11/7), Kapus Liliek mengungkapkan bahwa penyelenggaraan haji setiap tahun memiliki dinamika yang berbeda. Kualitas kesehatan jemaah haji tahun 2023 dinilai kurang bagus karena separuh dari mereka merupakan jemaah yang tidak diberangkatkan pada 2022 akibat adanya pembatasan usia.
Tahun 2024 menjadi tahun yang agak berat dalam menerapkan seleksi jemaah haji yang akan berangkat. Kemenag sepakat bahwa calon jemaah haji yang bisa diberangkatkan adalah mereka yang benar-benar sehat, baik dari segi diagnosis maupun pemeriksaan kesehatannya.
Anjuran dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi agar jemaah yang sakit segera dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi disampaikan Kapus Liliek. Sistem rujukan jemaah haji tidak harus dilakukan melalui KKHI seperti tahun sebelumnya.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Khaililurahman menjelaskan bahwa pada 2024, jemaah haji tidak lagi melaksanakan mabit di Muzdalifah. Sebagai gantinya, pemerintah Arab Saudi menerapkan kebijakan murur di Muzdalifah.
Terima kasih kepada Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kepala Bidang Kesehatan, serta petugas kesehatan yang telah mendukung kebijakan bersama hingga penyelenggaraan ibadah haji berjalan lancar dan jumlah kematian lebih sedikit dibanding tahun lalu, ungkap Khaililurahman.