25.4 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

Pensiunan Pabrik Kertas di Mojokerto Memperoleh Kesuksesan dengan Kerajinan Kulit Meskipun Sering Mengalami Masuk Angin

SIAPA SANGKA WARGA MOJOKERTO INI SUKSES JADI PENGRAJIN KULIT SAATNYA SUDAH PENSUNI

Warga Dusun Kedung Bendo, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sadzily (57) memiliki cerita menarik tentang perjalanan bisnisnya. Awalnya sering masuk angin saat bekerja di pabrik kertas di Sidoarjo, ia kemudian menemukan solusi dengan menggunakan jaket kulit sapi. Jaket ini tidak hanya mencegah masuk angin, tetapi juga membuka peluang bisnis baginya.

Pada tahun 2002, Sadzily mulai membuat jaket kulit sendiri dari bahan bekas jaket luar negeri. Hasilnya, jaket buatannya diminati oleh teman-teman kerjanya dan membuatnya mulai memproduksi jaket kulit untuk dijual. Modal awalnya berasal dari penjualan sepeda motor pada tahun 2003 dan terus berkembang dari situ.

Selama 17 tahun, Sadzily fokus pada pembuatan jaket kulit sebelum akhirnya beralih ke jenis kerajinan lain seperti sepatu, sandal, dompet, berbagai model tas, dan tempat korek api. Dengan bahan baku kulit sapi yang diambil dari Sidoarjo dan bahan jaket second dari Korea, ia menghasilkan produk berkualitas tinggi yang diminati oleh konsumen di luar Mojokerto.

Meskipun omzet bisnisnya tidak bisa dipastikan setiap bulan karena ditujukan untuk kalangan menengah ke atas, Sadzily tetap fokus pada pengembangan bisnisnya. Ia memiliki bengkel dan galeri di rumahnya untuk memamerkan barang-barang yang dijual dan mengandalkan konsumen yang langsung melihat produknya daripada memasarkannya secara online.

Meski menghadapi persaingan harga di pasaran, terutama untuk sepatu dan sandal, Sadzily tetap optimis dengan kerajinan tas yang masih diminati karena berbagai modelnya dan sesuai dengan tren saat ini. Proses pembuatan tas dan jaketnya pun tetap dikerjakan dengan teliti dan mengikuti permintaan konsumen.

Meskipun daya beli masyarakat Mojokerto rendah terhadap kerajinan kulit sapi, Sadzily berhasil menarik konsumen dari luar kota seperti Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Dengan harga yang bervariasi, mulai dari jaket Rp1,1 juta hingga Rp1,2 juta, sepatu Rp400 ribu hingga Rp500 ribu, sandal Rp125 ribu hingga Rp150 ribu, tas rangsel Rp600 ribu, tas slempang Rp180 ribu hingga Rp225 ribu, tas tangan Rp180 ribu hingga Rp200 ribu, dompet Rp50 ribu hingga Rp100 ribu, dan tempat korek Rp10 ribu, Sadzily terus berusaha memperluas pasar dan mempertahankan bisnisnya.

Dengan semangat dan keahlian dalam mengolah kulit sapi menjadi kerajinan berkualitas, Sadzily membuktikan bahwa usia pensiun bukan halangan untuk tetap produktif dan sukses dalam dunia bisnis.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru