33.5 C
Jakarta
Saturday, October 5, 2024

Peneliti Israel Mengungkap Misteri ‘Spermageddon’ dalam Kesuburan

Para peneliti sedang menanggapi debat tentang penurunan jumlah sperma setelah sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kekhawatiran akan “spermageddon” mungkin terlalu dibesar-besarkan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa krisis reproduksi global dapat terjadi dalam 40 tahun terakhir, dengan para peneliti di Israel mengindikasikan penurunan lebih dari setengahnya.

Namun, ketidaksetujuan muncul setelah analisis terhadap jumlah sperma dari calon donor di Denmark tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dalam enam tahun terakhir. Allan Pacey dari Universitas Manchester menyatakan bahwa tidak ada penurunan yang signifikan dalam populasi yang mereka telaah.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Human Reproduction melibatkan para peneliti dari University of Manchester, Queen’s University di Kingston, Kanada, dan bank sperma Cryos International di Denmark. Mereka menganalisis data dari sampel 6.758 calon donor sperma di Denmark antara tahun 2017 dan 2022, dan menemukan variasi dalam konsentrasi sperma dan jumlah total sperma, namun tanpa pola yang jelas.

Meskipun demikian, ada penurunan kualitas sperma antara tahun 2019 dan 2022, yang diindikasikan dengan menurunnya konsentrasi sperma motil dan jumlah total sperma. Penurunan tersebut diduga dipengaruhi oleh pandemi Covid, dimana lockdown dapat memengaruhi pola kerja, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik yang pada akhirnya memengaruhi motilitas sperma.

Namun, para peneliti menegaskan bahwa penurunan ini kemungkinan bukan disebabkan langsung oleh Covid, tetapi pengaruhnya yang melibatkan perubahan gaya hidup. Meskipun ada pertentangan mengenai temuan ini, debat tetap berlanjut untuk mengetahui kebenaran tentang penurunan jumlah sperma dan kualitasnya.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru