Buang air menjadi tantangan bagi para pendaki Gunung Everest karena otoritas setempat akan menerapkan protokol baru terkait buang air kecil dan besar mulai bulan depan. Para pendaki diwajibkan untuk membuang kotoran mereka sendiri saat naik dan turun gunung, menggunakan tas yang dapat terurai secara hayati untuk meminimalkan polusi kotoran manusia di Everest.
Peraturan ini merupakan langkah permanen yang diterapkan oleh otoritas setempat di Pasang Lhamu, Nepal. Ketua kotamadya Mingma Sherpa menyatakan bahwa penggunaan kantong kotoran yang terurai secara hayati diharapkan dapat melindungi situs warisan dunia ini dari kerusakan lebih lanjut akibat polusi kotoran manusia. Aturan ini akan berlaku mulai musim pendakian Everest berikutnya.
Seorang pendaki, Allan Cohr, mengungkapkan bahwa setiap pendaki akan diberikan tas khusus untuk membuang kotoran, dengan bahan kimia yang menghilangkan bau dan mengeraskan tinja. Tas-tas tersebut harus digunakan di lokasi tertentu seperti Kamp I, Kamp III, dan Kamp IV, dan akan dikumpulkan di Kamp II untuk dibawa keluar dari gunung.
Sebelumnya, pendaki diharapkan menggali lubang untuk membuang kotoran mereka. Asosiasi Pendaki Gunung Nepal meminta agar kotoran manusia dibuang di lubang-lubang kecil yang ditutup dengan salju setelah digunakan, atau dibiarkan terkena sinar matahari untuk mempercepat pembusukan jika menggali lubang tidak memungkinkan.
Meskipun peraturan baru ini bertujuan mengurangi polusi kotoran manusia di Everest, masih perlu dilakukan pemantauan dan penegakan aturan yang ketat untuk memastikan implementasinya.