Jembatan penghubung antara Desa Neglasari dan Bantarpanjang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang beberapa bulan yang lalu. Meskipun kondisinya memprihatinkan, jembatan tetap menjadi akses utama bagi warga yang ingin menyeberang dari kedua desa tersebut.
Kepala Desa Neglasari, Rahmat Hidayat, menyatakan bahwa banyak pelajar dari tingkat SD hingga SMA harus bergelantungan di jembatan gantung yang rusak itu untuk menyeberangi Sungai Cikaso demi menghemat waktu. Meskipun terdapat akses jalan lain yang lebih aman namun membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pihak desa telah meminta bantuan kepada instansi terkait untuk membangun jembatan permanen, namun hingga kini belum ada realisasi. Sebagai langkah awal, koordinasi dilakukan dengan Kepala Desa Bantarpanjang agar sebagian dana desa tahun 2025 dialokasikan untuk perbaikan jembatan jika bantuan dari luar belum dapat direalisasikan.
Seorang guru SDN Cibadak, Leni Sumarni, juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi jembatan tersebut. Ia harus bergelantungan di sisa besi jembatan setiap hari agar bisa mengajar murid-muridnya tepat waktu. Demikian pula bagi para pelajar, seperti Putri yang berani melintasi jembatan tersebut demi dapat menimba ilmu di sekolah.
Meskipun sudah terbiasa dengan cara bergelantungan, para pelajar tetap merasa takut terutama saat hujan deras. Mereka berharap jembatan tersebut segera diperbaiki agar tidak harus “bertaruh nyawa” setiap hari untuk menyeberang.