Home Berita Lainnya Membuktikan Ajaran Toleransi Mbah Jumadil Kubro melalui Mesigit Tebon di Bojonegoro

Membuktikan Ajaran Toleransi Mbah Jumadil Kubro melalui Mesigit Tebon di Bojonegoro

Puncak tertinggi Desa Tebon Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro kini dikenal sebagai Mesigit Tebon, merupakan bukti penyebaran Islam pesisir di wilayah Pedalaman Jawa pada periode abad ke-14 Masehi. Mesigit Tebon terletak di puncak Gunung Jali, tepat di tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Tebon, Kecamatan Padangan.

Lokasi ini awalnya digunakan sebagai tempat pendhermaan oleh masyarakat Hindu untuk mendekatkan diri kepada Sang Hyang Tunggal. Namun, seiring dengan keberadaan Mbah Jumadil Kubro di wilayah Gunung Jali, unsur Islam mulai masuk ke daerah tersebut. Dokumentasi mengenai kebesaran Mbah Jumadil Kubro di daerah barat Kabupaten Bojonegoro ini termuat dalam karya Thomas Raffles dalam History of Java (1817) dan Gus Dur dalam bukunya, The Passing Over (1998).

Mbah Jumadil Kubro dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan Islam di daerah tersebut tanpa menggunakan kekerasan dan mementingkan toleransi. Proses dakwah yang dilakukan oleh beliau menjadikan Islam diterima dengan baik di wilayah itu. Mesigit Tebon dan Mesigit Jipang yang dibangun oleh Mbah Jumadil Kubro di sisi timur dan barat Sungai Bengawan Solo, menjadi gerbang masuknya Islam di Pedalaman Jawa pada abad ke-14 M.

Dengan adanya bukti arkeologis seperti batu bata kuno, antefiks kalpataru, antefiks karupadhani, serta keramik era Dinasti Ming, keberadaan Mesigit Tebon dan Mesigit Jipang sebagai pusat penyebaran Islam di wilayah Pedalaman Jawa pada periode 1300 M dapat terus terdokumentasikan.

Source link

Exit mobile version