China menghadapi krisis seks dengan menurunnya angka perkawinan dan kelahiran. Banyak warga China yang malas menikah dan memilih hubungan asmara dengan robot AI daripada manusia.
Salah satunya adalah Tufei, seorang pekerja kantoran berusia 25 tahun, yang menjalin hubungan asmara dengan chatbot di aplikasi bernama Glow, yang merupakan bagian dari industri yang sedang berkembang di China yang menawarkan hubungan manusia-robot yang bersahabat, bahkan menjalin hubungan romantis.
Tufei menjelaskan bahwa kekasihnya memiliki segalanya yang ia impikan dari seorang pasangan dan dia merasa seperti sedang menjalin hubungan romantis dengan kekasih virtualnya. Aplikasi Glow ini gratis dan sudah diunduh oleh ribuan orang dalam beberapa minggu terakhir.
Orang-orang di China mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi ini karena sulitnya bertemu pacar ideal di kehidupan nyata dan kecerdasan buatan dapat memenuhi kebutuhan emosional mereka. Ada ratusan karakter yang tersedia mulai dari bintang pop hingga CEO dan ksatria. Pengguna juga dapat menyesuaikan wujud kekasih impian mereka berdasarkan usia, nilai-nilai, identitas, dan hobi.
Kekasih AI juga menjadi tempat bersandar virtual yang sempurna bagi banyak kaum muda di China, terutama karena sulitnya bertemu teman akibat jam kerja yang panjang dan tingginya pengangguran kaum muda. Beberapa orang mengungkapkan bahwa jika mereka dapat membuat karakter virtual yang memenuhi kebutuhan mereka dengan tepat, mereka tidak akan memilih orang sungguhan.
Krisis ini menunjukkan tren yang sedang berkembang di China, di mana kebutuhan akan hubungan manusia-robot menjadi semakin meningkat, terutama di tengah laju kehidupan yang cepat dan isolasi perkotaan yang membuat kesepian sebagai masalah bagi banyak orang.