Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih mengenakan pakaian adat betawi saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI 2024. Pakaian adat yang dipilih adalah Ujung Serong, yang memiliki ciri khas salah satu ujung kain yang tidak simetris dan motif tumpal berwarna cerah.
Menurut Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan, pemilihan pakaian adat Betawi oleh Presiden Jokowi merupakan simbol terima kasih untuk Jakarta sebagai ibu kota, yang resmi menjadi ibu kota sejak tahun 1966. Selain itu, pakaian adat ini juga mencerminkan nilai-nilai kesopanan, ketaatan terhadap agama, kekuatan, dan kebijaksanaan yang dihormati dalam budaya Betawi.
Abetnego juga menjelaskan bahwa Betawi merupakan representasi wajah Indonesia sejak jaman sebelum Indonesia merdeka, dengan akulturasi kuat dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Model pakaian Ujung Serong, yang dulunya digunakan oleh bangsawan dan pejabat daerah laki-laki, kini dapat digunakan oleh siapa saja tanpa terkecuali.
Filosofi Ujung Serong juga dipahami sebagai perjuangan bersama selama 10 tahun kepemimpinan Jokowi. Hal ini mencerminkan ketangguhan dan kegigihan bangsa Indonesia dalam membangun negeri dengan nilai-nilai luhur. Jokowi sendiri merupakan presiden pertama Indonesia yang memulai tradisi mengenakan pakaian adat dalam acara resmi kenegaraan, dimulai sejak tahun 2017.
Pada kesempatan sebelumnya, pada tahun 2023, Jokowi memakai baju adat Tanimbar, Maluku, yang melambangkan keberanian dan keperkasaan seorang pemimpin. Tradisi memakai pakaian adat ini menjadi salah satu ciri khas dalam pidato kenegaraan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR RI setiap tanggal 16 Agustus.