Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak sehingga memicu penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, dan berbicara, serta perubahan perilaku pada seseorang. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), hingga saat ini penyebab Alzheimer belum diketahui secara pasti. Namun, genetika; usia; lingkungan sekitar; trauma kepala, seperti cedera otak; hingga kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes dapat menjadi faktor pemicu Alzheimer.
Ada beberapa makanan yang harus dihindari karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan otak, salah satunya memicu Alzheimer. Minuman manis, seperti soda, minuman olahraga, minuman energi, dan jus buah sangat berdampak buruk bagi otak manusia bila dikonsumsi secara berlebihan. Menurut studi yang dipublikasikan PubMed Central pada 2013, mengonsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 yang memicu risiko penyakit Alzheimer.
Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam darah, terutama akibat mengonsumsi minuman manis dengan berlebihan dapat meningkatkan risiko demensia. Studi yang dipublikasikan The Journals of Gerontology Series A pada 2010 menunjukkan bahwa hewan yang mengonsumsi tinggi fruktosa dapat menyebabkan resistensi insulin di otak, serta penurunan fungsi otak, ingatan, pembelajaran, dan pembentukan neuron otak. Sementara itu, studi lain menemukan bahwa tikus yang diberi tinggi fruktosa mengalami peningkatan berat badan, kontrol gula darah yang lebih buruk, dan risiko gangguan metabolik serta gangguan ingatan. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia, hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumsi fruktosa yang tinggi dari minuman manis dapat memiliki efek negatif pada otak, bahkan melampaui efek gula.
Karbohidrat olahan juga harus dihindari, karena karbohidrat olahan meliputi gula dan biji-bijian yang telah diproses, seperti tepung terigu putih. Jenis karbohidrat ini umumnya memiliki indeks glikemik (IG) yang tinggi dan dapat dicerna oleh tubuh dengan cepat. Ada risiko terjadinya lonjakan kadar gula darah dan insulin ketika karbohidrat olahan dikonsumsi dalam jumlah besar. Makanan dengan kadar IG dan BG yang tinggi dapat merusak fungsi otak. Salah satu studi menemukan bahwa beban glikemik yang tinggi dapat merusak ingatan pada anak-anak dan orang dewasa hanya dengan satu kali konsumsi. Sementara itu, studi lain dengan partisipan mahasiswa yang sehat juga menemukan bahwa mengonsumsi tinggi lemak dan gula olahan memicu ingatan yang lebih buruk. Peradangan di hipokampus, bagian otak yang memengaruhi beberapa aspek ingatan, serta respons terhadap sinyal lapar dan kenyang, dinilai sebagai faktor risiko untuk penyakit degeneratif otak, termasuk Alzheimer dan demensia.
Makanan tinggi lemak trans juga harus dihindari, karena lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi banyak jumlah lemak trans cenderung memiliki risiko terkena penyakit Alzheimer, ingatan yang lebih buruk, volume otak yang lebih rendah, dan penurunan kognitif yang lebih tinggi. Studi pada perempuan menemukan bahwa yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh memiliki pengukuran ingatan dan pengenalan yang lebih buruk.
Makanan instan, seperti keripik, permen, mie instan, popcorn microwave, saus buatan toko, dan makanan siap saji, juga harus dihindari karena mengandung kadar gula yang tinggi, lemak tambahan, dan garam. Makanan-makanan ini biasanya tinggi kalori dan bernutrisi rendah yang dapat menyebabkan obesitas dan berdampak negatif pada kesehatan otak. Studi menemukan bahwa peningkatan lemak di sekitar organ, atau lemak visceral, berkaitan erat dengan kerusakan jaringan otak. Selain itu, mengonsumsi makanan instan dapat mengurangi produksi molekul yang berperan dalam ingatan jangka panjang, pembelajaran, dan pertumbuhan neuron baru.