Kanker usus besar atau kanker kolorektal sering kali tidak disadari. Hal ini terjadi ketika sel-sel sehat dalam usus menjadi tidak normal dan mulai berkembang secara tidak terkendali. Menurut American Cancer Society (ACS), sekitar 1 dari 23 pria dan 1 dari 25 wanita akan mengalami kanker kolorektal dalam hidup mereka, dengan sekitar 7 dari 10 kasus bermula di usus besar.
Jenis kanker usus besar bervariasi berdasarkan jenis sel kanker dan lokasinya di saluran pencernaan. Adenokarsinoma adalah jenis kanker usus besar yang paling umum, terbentuk di sel-sel yang menghasilkan lendir di usus besar atau rektum. Selain itu, kanker usus besar juga bisa disebabkan oleh jenis tumor lain seperti limfoma, karsinoid, sarkoma, dan tumor stroma gastrointestinal.
Gejala kanker usus besar tidak selalu muncul pada tahap awal. Beberapa gejala yang mungkin terjadi meliputi sembelit, diare, perubahan warna dan bentuk tinja, pendarahan dari rektum, penurunan berat badan yang tidak disengaja, nyeri perut, dan kelelahan berlebihan. Penting untuk mengingat bahwa gejala ini juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang kurang serius, sehingga sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala tersebut selama 3 minggu atau lebih.
Beberapa faktor risiko kanker usus besar, seperti riwayat keluarga dan usia, tidak dapat dicegah. Namun, faktor gaya hidup seperti pola makan sehat, berolahraga, menjaga berat badan, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker usus besar. Selain itu, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin seperti kolonoskopi saat berusia 45 tahun juga penting untuk mendeteksi kanker usus besar secara dini.
Jadi, meskipun tidak semua kasus kanker usus besar dapat dicegah, langkah-langkah preventif tersebut dapat membantu mengurangi risiko dan memungkinkan deteksi dini untuk pengobatan yang lebih efektif.
