Hubungan yang tidak sehat tidak hanya terjadi di lingkaran pertemanan atau asmara, tetapi juga antara orang tua dan anak. Tanpa disadari, orang tua dapat menggunakan kalimat-kalimat toksik yang berdampak buruk pada perkembangan anak. Pakar parenting Amy Morin, dalam bukunya “13 Things Mentally Strong Parents Don’t Do”, menjelaskan bahwa salah satu kalimat toksik yang dapat berdampak buruk pada anak adalah kalimat yang menyiratkan mental miskin.
Mental yang miskin dapat menjadi hambatan besar bagi seseorang yang ingin mencapai kesuksesan. Amy Morin juga menjelaskan bahwa salah satu kesalahan orang tua adalah membohongi anak tentang kondisi keuangan keluarga, misalnya dengan mengatakan, “Ayah-bunda tidak akan pernah mampu membelinya.” Morin menyarankan bahwa jika anak menginginkan sesuatu yang sangat mahal, orang tua sebaiknya tidak langsung mengatakan bahwa barang tersebut tidak akan pernah bisa dibeli karena keterbatasan keuangan.
Sebaliknya, orang tua dapat menunjukkan pada anak bahwa mereka mampu mengelola keuangan. Daripada mengatakan “Ayah dan Bunda tidak akan bisa membeli rumah besar untuk kita,” lebih baik mengatakan “Ayah dan Bunda ingin membeli rumah besar untuk kita suatu hari nanti, tapi tidak bisa sekarang karena uangnya belum cukup. Ayah dan Bunda ingin mengembangkan keterampilan di tempat kerja terlebih dahulu agar bisa mendapatkan kenaikan gaji dan menabung.”
Dengan menggunakan kalimat yang mengedukasi tentang mengelola keuangan dengan baik, anak akan tumbuh dengan pemahaman bahwa mereka perlu menabung dan mengatur skala prioritas. Hal ini merupakan modal penting bagi kesuksesan anak di masa depan. Sebaliknya, jika orang tua menggunakan kalimat bermental miskin, anak akan tumbuh dengan mentalitas korban atau percaya bahwa mereka tidak bisa berhasil.
Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk menyadari dampak dari kalimat-kalimat yang mereka ucapkan pada anak, serta belajar untuk menggunakan kalimat-kalimat yang membangun mental yang kuat dan positif.