Sebuah penelitian dari dua akademisi dari Sekolah Bisnis Stanford University di California, Amerika Serikat, menemukan bahwa selera humor seseorang cenderung menurun seiring bertambahnya usia, terutama saat memasuki usia 23 tahun. Penelitian ini dipimpin oleh Jennifer Aake dan Naomi Bagdonas, yang kemudian dijadikan buku berjudul “Humour, Seriously”.
Para penulis percaya bahwa faktor utama yang memengaruhi kehilangan selera humor pada usia 23 tahun adalah dunia kerja. Dengan semakin besar tanggung jawab dan tekanan dalam lingkungan kerja, seseorang cenderung fokus pada pekerjaan dan mengabaikan kegiatan yang menyenangkan seperti tertawa dan bercanda.
Meskipun begitu, penelitian ini menekankan pentingnya humor dalam kehidupan sehari-hari. Tertawa dan tersenyum tidak hanya memberikan efek positif secara emosional dan psikologis, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan hubungan antar manusia.
Walaupun sulit untuk mempertahankan selera humor seiring bertambahnya usia dan tekanan dalam kehidupan, penting bagi setiap individu untuk tetap meluangkan waktu untuk bersantai, tertawa, dan menikmati momen kebahagiaan. Keseimbangan antara tanggung jawab dan kesenangan diperlukan agar kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih bahagia, sehat, dan bermakna.
Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai peran humor dalam kehidupan sehari-hari, serta pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung ekspresi diri dan kreativitas. Diharapkan dengan kesadaran akan pentingnya humor, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bahagia dan produktif, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi.