Penelitian terbaru telah mengungkap bagaimana zat kimia berbahaya penyebab kanker dapat masuk ke tubuh manusia. Menurut studi tersebut, hampir 200 bahan kimia yang terkait dengan kanker payudara digunakan dalam kemasan makanan dan peralatan makan plastik. Zat-zat ini dapat larut dalam makanan dan berpotensi berpindah ke dalam tubuh manusia.
Jane Muncke, seorang rekan penulis studi tersebut yang juga merupakan direktur pelaksana dan kepala staf ilmiah di Food Packaging Forum, sebuah yayasan nirlaba berbasis di Zurich, Swiss, menyatakan bahwa ada bukti kuat mengenai keberadaan 76 zat penyebab kanker payudara yang diketahui atau potensial dalam bahan kontak makanan yang dapat ditemukan pada manusia. Menyingkirkan zat-zat ini dianggap sebagai peluang besar untuk mencegah kanker.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Toxicology ini juga menemukan bahwa pewarna yang digunakan untuk mewarnai plastik dan kertas mengandung karsinogen yang berbahaya jika tertelan melalui makanan. Meskipun sebagian besar paparan karsinogen berasal dari plastik kemasan makanan, terdapat 89 karsinogen yang diduga terdapat dalam wadah kertas dan kardus.
Dari bahan kimia yang baru saja terdeteksi dalam kemasan makanan, 40 di antaranya telah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya oleh badan pengawas di seluruh dunia. Jenny Kay, seorang peneliti di Silent Spring Institute, sebuah organisasi penelitian ilmiah yang fokus pada hubungan antara bahan kimia, kesehatan wanita, dan kanker payudara, menyatakan bahwa banyak bahan kimia berbahaya masih diizinkan untuk digunakan dalam bahan kontak makanan, sehingga memungkinkan zat-zat tersebut berpindah ke dalam makanan yang kita konsumsi.
Tingkat kanker payudara dini pada wanita di bawah usia 50 tahun diketahui meningkat, dan tren ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan faktor genetika. Hal yang sama juga terjadi pada tingkat kanker usus besar pada orang yang lebih muda. Silent Spring Institute melaporkan bahwa ada 921 bahan kimia yang mungkin bersifat karsinogenik, termasuk 642 bahan kimia yang dapat merangsang produksi estrogen atau progesteron, faktor risiko lain yang terkait dengan kanker payudara.
Kesimpulannya, penelitian ini mengingatkan kita akan pentingnya memerhatikan bahan kimia yang terkandung dalam kemasan makanan dan upaya untuk mengurangi paparan terhadap zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan kanker.