Home Berita Lainnya Bara’an Aceh, Kearifan Lokal Tetap Mencorakkan Di Era Modern

Bara’an Aceh, Kearifan Lokal Tetap Mencorakkan Di Era Modern

Setiap momen lebaran di Indonesia selalu diwarnai oleh berbagai tradisi, termasuk tradisi bara’an. Tradisi ini merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang karena selain sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi, juga untuk mempererat ikatan kekeluargaan.

Tradisi bara’an melibatkan rombongan yang berkunjung dari rumah ke rumah untuk memberikan ucapan selamat Idul Fitri, biasanya setelah sholat Idulfitri. Rumah pertama yang akan dikunjungi telah ditentukan jauh hari sebelumnya, biasanya setelah sholat tarawih di masjid atau surau.

Masa bara’an bisa berlangsung satu hingga tujuh hari tergantung pada jumlah warga yang terlibat. Di perkotaan, biasanya hanya berlangsung satu hari dimulai dari pagi hingga malam hari. Namun, di pedesaan, tradisi ini bisa berlangsung hingga 5 hingga 7 hari.

Partisipasi dalam bara’an menuntut kesiapan mental dan materi, karena peserta harus siap menyediakan hidangan bagi rombongan. Meskipun memerlukan biaya, mayoritas warga dengan senang hati ikut serta karena merasa senang dan bahagia untuk bersilaturahmi dan berbagi rezeki dengan sesama.

Tradisi bara’an tidak hanya sekadar ritual sosial, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam dalam budaya Indonesia. Nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas antarwarga terjaga dan diperkuat melalui tradisi ini.

Dengan tetap merayakan tradisi bara’an, kita tidak hanya menjaga warisan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat jalinan persaudaraan di tengah kehidupan modern. Tradisi ini bukan hanya merupakan ciri khas lokal, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari keberagaman budaya Indonesia yang kaya dan membanggakan.

Source link

Exit mobile version