Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengusulkan pembangunan kasino di Pulau Bali untuk mendongkrak pendapatan asli daerah. Namun, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada rencana pembangunan kasino bertaraf internasional di Pulau Dewata.
Menurut Menparekraf, Sandiaga Uno, pembangunan kasino tidak direncanakan karena Indonesia secara tegas melarang pembangunan kasino atau tempat perjudian berdasarkan Undang-undang yang berlaku. Nia Niscaya, Ahli Utama Kemenparekraf juga menegaskan bahwa Indonesia tidak memberikan toleransi untuk kasino, berbeda dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Meskipun demikian, Ketua Umum HIPMI Provinsi Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, sempat mengusulkan pembangunan kasino bertaraf internasional di Pulau Dewata dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Bali yang saat ini hanya mencapai Rp4 triliun per tahun. Bagus Pratiksa mengacu pada Singapura dimana pendapatan tambahan dari kasino dapat mencapai Rp12-13 triliun per tahun.
Meskipun menyadari bahwa pembangunan kasino belum dapat dilakukan di Bali, Bagus Pratiksa berharap jika disetujui, kasino dapat dibangun di kawasan tertentu seperti kawasan Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) untuk pemerataan perekonomian. Selain itu, ia juga meminta pemerintah menetapkan aturan khusus terkait larangan masyarakat lokal untuk bermain kasino demi mencegah efek besar dan tujuan pemerataan ekonomi tercapai.
