Home Gaya Hidup Apa yang Dilaporkan FIFA ke Komisi Uni Eropa, Apakah Ada Kesalahan?

Apa yang Dilaporkan FIFA ke Komisi Uni Eropa, Apakah Ada Kesalahan?

LALIGA, bersama FIFPRO dan European Leagues, telah resmi mengadukan FIFA ke Komisi Uni Eropa terkait padatnya jadwal pertandingan internasional yang ditetapkan oleh FIFA. Pengaduan ini dilakukan setelah tinjauan oleh para pengacara dan disetujui oleh dewan pada Juli 2024.

Alasan pengaduan ini antara lain adalah keputusan FIFA terkait Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang membuat para pemain harus tampil dalam 72 pertandingan dalam setahun. Para penggugat berpendapat bahwa jadwal internasional FIFA memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan, kesehatan, dan karier para pemain eropa. Mereka juga mengkritik FIFA atas kurangnya keterlibatan dalam menyusun kalender internasional, yang dianggap hanya menguntungkan kepentingan komersial FIFA.

Terkait pengaduan ini, LALIGA menyebut bahwa FIFA telah melanggar hukum Uni Eropa dengan keputusannya tentang kalender internasional. Mereka menuntut agar FIFA melibatkan perwakilan serikat pemain dan liga dalam proses pengambilan keputusan terkait masalah terkait kalender internasional.

David Terrier, Presiden FIFPRO, menyatakan bahwa FIFA menolak untuk mendengarkan dan melibatkan para pemain dalam pengambilan keputusan terkait kalender internasional. Dia juga menyebut bahwa pemain sering kali merasa tidak memiliki waktu untuk pulih karena jadwal yang padat.

Javier Tebas, Presiden LALIGA, mencatat bahwa FIFA hanya memperhatikan kepentingan mereka sendiri dalam mengambil keputusan terkait kalender internasional, tanpa mempertimbangkan risiko negatif bagi seluruh ekosistem sepak bola. Dia menekankan pentingnya melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan olahraga sepak bola.

Para pihak yang mengadukan FIFA ini menegaskan bahwa langkah hukum yang diambil bertujuan untuk melindungi sektor sepak bola Eropa dan memastikan bahwa keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat.

(Disadur dari: CNBC Indonesia)

Source link

Exit mobile version