Sebuah studi terbaru oleh para peneliti dari Ocean Conservancy dan Universitas Toronto menemukan bahwa hampir 90% dari sampel makanan yang diuji mengandung partikel plastik. Penemuan ini termasuk protein yang dikonsumsi manusia seperti ayam, daging sapi, makanan laut, babi, tahu, dan protein nabati. Sampel ini dibeli dari supermarket dan toko kelontong di Portland, Oregon, AS.
Temuan ini mengindikasikan bahwa manusia kemungkinan besar mengonsumsi mikroplastik dalam makanan mereka, tanpa memandang pola makan yang mereka pilih. Mikroplastik sendiri telah dikaitkan dengan efek negatif terhadap kesehatan, sehingga menjadi sebuah keprihatinan yang serius.
Peneliti menemukan bahwa protein yang lebih banyak diproses memiliki konsentrasi mikroplastik yang lebih tinggi daripada protein yang kurang diproses. Mikroplastik, yang umumnya memiliki diameter kurang dari 5 mm, dapat mengendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ lainnya dalam tubuh manusia, menyebabkan iritasi dan peradangan.
Temuan ini menjadi pengingat akan parahnya polusi plastik dalam kehidupan sehari-hari dan menunjukkan bahwa upaya untuk mengurangi kontaminasi mikroplastik dalam makanan sangatlah penting. Semua ini menunjukkan bahwa penggunaan plastik harus dipertimbangkan dengan lebih serius untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
