Perceraian adalah hal yang sulit bagi setiap pasangan yang sudah menikah. Mengutip laporan dari Forbes Advisor, ada beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan perceraian dan kehancuran dalam pernikahan. Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa alasan utama perceraian adalah masalah finansial atau perselingkuhan, namun ternyata bukan itu yang menjadi konflik terbesar pertama bagi pasangan yang bercerai.
Alasan paling umum yang sering menjadi pemicu perceraian adalah kurangnya dukungan dari keluarga. Selain itu, ada juga 13 alasan lain yang kerap membuat orang memutuskan untuk bercerai. Di antaranya adalah perselingkuhan, ketidakcocokan, kurangnya kedekatan, terlalu banyak konflik atau pertengkaran, stres keuangan, kurangnya komitmen, perbedaan dalam pendekatan sebagai orang tua, menikah terlalu muda, nilai atau moral yang bertentangan, penyalahgunaan zat, kekerasan dalam rumah tangga secara fisik dan/atau emosional, serta gaya hidup yang berbeda.
Dari data yang diungkap oleh Forbes, 43 persen perceraian dipicu oleh kurangnya dukungan dari keluarga, sementara 34 persen di antaranya disebabkan oleh perselingkuhan atau hubungan di luar pernikahan. Salah satu penyebab gagalnya pernikahan adalah tujuan pernikahan yang tidak tercapai, seperti pernikahan hanya karena persahabatan, keamanan finansial, kenyamanan, asuransi kesehatan, alasan hukum, atau keinginan untuk memulai sebuah keluarga.
Jika pasangan menikah karena tekanan masyarakat atau keluarga, kemungkinan besar perceraian terjadi karena adanya perselingkuhan. Sedangkan pasangan yang merasa tertekan untuk masuk ke dalam komitmen cenderung sulit mempertahankan pernikahan. Selain itu, pasangan yang menikah karena formalitas atau untuk memenuhi keinginan lingkungan sekitar cenderung mengalami kurangnya keintiman dalam pernikahan.
Dalam mengatasi perceraian, penting bagi pasangan untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor yang menjadi pemicu perceraian tersebut. Komunikasi yang baik, dukungan keluarga, komitmen, dan keintiman dalam hubungan pernikahan sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan pernikahan.