Jemaah masjid Aolia di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, telah merayakan Lebaran lebih awal dibandingkan dengan mayoritas umat Islam pada umumnya. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan para jemaah berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024) di rumah imam masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Pranono atau Mbah Benu. Perihal salat Id ini juga diumumkan sebelumnya oleh menantu Mbah Benu, yaitu Bunda.
Daud, menantu Mbah Benu, mengatakan bahwa jemaah Aolia telah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2024 lebih awal pada Kamis (7/3/2024). Mereka juga telah merayakan Lebaran lebih awal dengan melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat (5/4/2024) setelah menjalani puasa lebih awal. Mbah Benu menyatakan bahwa jemaahnya di seluruh dunia juga melaksanakan salat Id pada hari yang sama.
Isi khutbah Idul Fitri jemaah Aolia menyoroti pentingnya saling menghormati sesama manusia dan menghindari perpecahan. Mbah Benu menekankan pentingnya persatuan dan untuk tidak mudah terpengaruh oleh fitnah. Beliau juga mengingatkan bahwa negara akan mengalami kehancuran jika rakyatnya terpecah belah.
Viral mulai menyebar setelah Mbah Benu mengaku “menelpon Allah” untuk menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah. Pernyataan ini menuai kecaman dari berbagai pihak, namun Mbah Benu kemudian memberikan klarifikasi bahwa hal tersebut hanyalah istilah spiritual yang digunakannya.
MUI menanggapi pernyataan Mbah Benu dengan menegaskan bahwa praktik seperti ini dapat dianggap menyimpang dan hukumnya haram. Ketua PBNU juga mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa tindakan seperti ini tidak boleh terulang kembali dan tidak boleh mempermainkan agama Islam.
Dengan demikian, tindakan jemaah masjid Aolia yang merayakan Lebaran lebih awal dan klaim “menelpon Allah” menuai berbagai tanggapan dari berbagai pihak, termasuk MUI dan PBNU.