26.7 C
Jakarta
Thursday, November 7, 2024

World Health Organization (WHO) Mengeluarkan Daftar Patogen Berbahaya yang Dapat Menyebabkan Kematian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis Daftar Patogen Bakteri Prioritas (BPPL) 2024 yang memiliki potensi untuk menjadi ancaman baru bagi kesehatan manusia. Indonesia termasuk dalam lima negara di dunia yang memiliki risiko tinggi terhadap patogen dan ancaman kesehatan baru ini.

Resistensi antimikroba, yaitu kondisi di mana bakteri, virus, jamur, dan parasit menjadi kebal terhadap obat-obatan antimikroba dan antibiotik, merupakan ancaman serius bagi kesehatan global. Data WHO menunjukkan bahwa sekitar 9,45 juta kematian pada tahun 2019 banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah akibat resistensi antimikroba. Indonesia dinyatakan menghadapi risiko tinggi terhadap resistensi antimikroba.

WHO merilis daftar 15 famili patogen resistan antibiotik (ABR) yang dikategorikan sebagai prioritas kritis, tinggi, dan sedang untuk penelitian dan pengembangan terkait resistensi antibakteri. Beberapa contoh patogen dalam kategori prioritas kritis termasuk Enterobacterales (carbapenem-resistant), Acinetobacter baumannii (carbapenem-resistant), dan Mycobacterium tuberculosis (rifampicin-resistant).

Patogen dalam kategori prioritas tinggi termasuk Salmonella Typhi (fluoroquinolone-resistant), Shigella spp. (fluoroquinolone-resistant), dan Neisseria gonorrhoeae (generasi ketiga cephalosporin dan/atau fluoroquinolone-resistant). Sedangkan patogen dalam kategori prioritas sedang termasuk Streptococcus pneumoniae (macrolide-resistant) dan Group B Streptococci (penicillin-resistant).

BPPL 2024 menekankan pentingnya penelitian dan pengendalian resistensi antibakteri untuk melawan resistensi antimikroba. Patogen dalam daftar ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada populasi rentan di lingkungan dengan sumber daya terbatas.WHO menekankan perlunya upaya bersama untuk mengatasi resistensi antimikroba dan mengurangi dampaknya pada kesehatan global.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru