Penyebaran agama Islam juga mencapai Vietnam. Pada abad ke-9, agama Islam masuk ke Vietnam (Champa) dan diterima dengan baik oleh masyarakat dan penguasa. Ada dua komunitas Muslim di Vietnam saat ini, yaitu komunitas yang memegang teguh Al-Quran dan Hadis, dan komunitas Muslim Cham yang unik dan kontroversial.
Komunitas Muslim Cham hidup berdasarkan adat istiadat dan tidak mempraktikkan ajaran Islam seperti umat Muslim pada umumnya. Mereka tidak menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan, melainkan menganggap bulan itu sebagai bulan pelatihan, persiapan kematian, dan penyucian. Selama bulan Ramadan, mereka memberikan persembahan makanan kepada pemuka agama di masjid sebagai tanda ketulusan kepada Allah.
Pemuka agama ini melakukan meditasi di masjid selama tiga hari tanpa bicara, makan, dan minum. Setelah itu, mereka melakukan kegiatan dakwah selama 15 hari di bulan Ramadan, yang menurut mereka hanya berlangsung selama 15 hari, bukan 30 hari seperti umumnya.
Perbedaan lain antara umat Islam Cham dengan umat Muslim pada umumnya adalah dalam ibadah shalat. Umat Islam Cham tidak melakukan shalat lima waktu, melainkan hanya shalat Jumat. Mereka meyakini bahwa kewajiban shalat dapat diwakilkan melalui seorang perwakilan yang disebut Acar.
Perbedaan ini disebabkan oleh terputusnya proses Islamisasi saat proses penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat Champa terhenti akibat pertempuran dan isolasi politik. Umat Islam Cham, yang kini berjumlah 40.000, terisolasi dan terpinggirkan, namun ada upaya dari ulama untuk meluruskan ajaran Islam Cham sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.