Ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perang dagang Amerika Serikat di era Donald Trump, berdampak nyata pada banyak negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat banyak orang terjebak dalam situasi finansial yang sulit, terutama bagi generasi sandwich. Istilah ini merujuk pada seseorang yang harus menanggung tanggung jawab ekonomi tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi juga terhadap orang tua dan anak di bawahnya. Dengan kondisi seperti ini, beban keuangan mereka menjadi berlipat.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terjebak dalam posisi generasi sandwich antara lain adalah kurangnya persiapan dana pensiun oleh orang tua atau tidak adanya perlindungan finansial seperti asuransi. Hal ini membuat anak harus ikut menanggung beban finansial tersebut. Selain itu, kurangnya dana pendidikan untuk anak atau adik juga menjadi faktor penting yang memperparah situasinya.
Untuk bisa bertahan dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, seorang generasi sandwich perlu mengatur pengeluaran dengan cermat, fokus pada kebutuhan yang penting, dan menghindari pengeluaran untuk hal-hal yang hanya berdasarkan keinginan semata. Selain itu, menambah sumber penghasilan tambahan seperti melalui pekerjaan sampingan atau meningkatkan kualifikasi profesional juga dapat membantu mengatasi masalah keuangan. Memiliki asuransi dan dana darurat juga sangat penting untuk melindungi keuangan mereka dari risiko yang tidak terduga.
Dengan perencanaan keuangan yang baik, disiplin dalam mengelola anggaran, dan keberanian untuk mengembangkan diri, generasi sandwich bisa tetap bertahan dan membangun masa depan yang lebih stabil meskipun dihadapkan pada kondisi ekonomi yang sulit. Jadi, penting bagi mereka untuk menerapkan strategi finansial yang tepat agar dapat menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih baik.
