Hasil produksi yang paling terkenal dari kota Sumedang adalah tahu sumedang. Namun, sebenarnya, produksi tahu sumedang bukan diciptakan oleh orang Sumedang, melainkan oleh imigran China. Ong Ki No dan istri, imigran China, datang ke Sumedang untuk berdagang. Saat itu, istri Ong merindukan makanan China, khususnya tao-fu (tahu), namun tidak bisa menyantapnya karena tidak ada kacang kedelai di Sumedang.
Karena perasaan sayangnya terhadap istri, Ong Ki No rela mencari kacang kedelai di wilayah yang belum familiar baginya. Akhirnya, dia menemukan kebun kacang kedelai di wilayah Conggeang dan mengolahnya menjadi tahu putih yang direbus. Istri Ong menyukai tahu tersebut dan Ong hampir setiap hari memasak tahu sebagai santapan utama.
Meskipun Ong kadang membagikan tahu secara gratis, antusiasme orang terhadap tahu tersebut rendah. Akibatnya, Ong dan istri memutuskan untuk pulang ke China pada tahun 1917. Namun, anak mereka, Ong Bung Keng, datang ke Sumedang untuk meneruskan bisnis ayahnya.
Ong Bung Keng kemudian memiliki ide untuk menggoreng tahu putih tersebut. Hasilnya adalah tahu yang garing, berongga, dan lebih gurih dibandingkan tahu direbus. Aroma tahu yang gurih saat digoreng berhasil menarik perhatian banyak orang, termasuk Bupati Sumedang Pangeran Soeriaatmadja. Bupati tersebut meminta Ong untuk menjual tahu gorengnya, dan sejak itu, tahu goreng mulai dijual di Sumedang.
Kesuksesan tahu goreng membuat Ong Bung Keng menjadi juragan tahu dan usahanya membuatnya kaya raya. Bisnis tahu goreng asal Sumedang pun bermunculan dan bisnis tahu buatan Ong Bung Keng masih berdiri hingga saat ini.