30.1 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

Ternyata Pagi Hari Bukan Waktu yang Paling Cocok untuk Menikmati Kopi, Begini Penjelasannya

Di tengah kesibukan beraktivitas, banyak orang menganggap minum kopi sesuatu yang tak bisa ditinggalkan. Mereka merasa kurang semangat dan bergairah menjalani hidup apabila belum minum kopi di pagi hari atau sebelum beraktivitas. Bahkan, tak sedikit pula yang sudah pada titik kecanduan. Sehari bisa menenggak lebih dari 3 cangkir kopi. Tentu saja, pengaruh kopi terhadap semangat tak terlepas dari kandungan kafein. Kafein merangsang psikoaktif yang berefek pada sistem saraf dan pelepasan dopamin.

Saat diserap tubuh, kafein berinteraksi dengan hormon kortisol. Bisa dikatakan, kortisol jadi pemantik utama sebab zat itu memacu sistem adrenalin tubuh. Ketika kafein dan kortisol bertemu tak lama akan memicu adrenalin di berbagai organ penting, seperti jantung, ginjal, dan sistem saraf.

Fakta ilmiah ini kemudian membuat para peneliti menemukan waktu terbaik minum kopi berpatokan pada hormon kortisol. Diketahui, hormon kortisol berada di titik tertinggi sehari tiga kali, yakni sesaat setelah bangun tidur atau pukul 8-9 pagi, pukul 12-13 siang, dan pukul 18-19 malam.

Atas dasar ini, menurut ahli saraf (neuroscientist) di University of the Health Sciences di Maryland, Steven Miller, waktu minum kopi terbaik bukan pagi hari sesaat bangun tidur seperti jadi kelaziman orang. Steven mengungkap waktu ngopi terbaik berada setelah hormon kortisol melewati masa puncak atau saat mengalami penurunan. Berarti, setelah pukul 9 pagi, pukul 13 siang, dan pukul 19 malam. Artinya, kita seharusnya tidak minum kopi, contohnya, sesaat setelah bangun tidur atau jam 6-7. Seharusnya, minum kopi antara pukul 10.30-11.30 saat hormon kortisol di titik terendah.

Jika tidak menenggak kopi di waktu terbaik, dikhawatirkan tubuh akan meningkatkan toleransi terhadap kafein. Alhasil, seseorang bakal menenggak kafein lebih banyak untuk mendapat efek seperti biasanya. Otak akan mengirimkan sinyal untuk meminta dosis lebih besar.

Misalkan, saat melakukan pekerjaan berdurasi 1 jam, seseorang biasanya akan minum kopi 1 cangkir saja. Namun, akibat tak sesuai waktu, dia harus mengonsumsi 2 cangkir untuk bekerja selama 1 jam.

Tentu saja jika terus-terusan mengonsumsi kopi dalam jumlah besar, maka akan berdampak pada kesehatan tubuh. Salah satu bahaya yang mengancam yakni dapat merusak ginjal. Studi dari JAMA Network Open mengungkap seseorang yang minum kopi tiga cangkir atau lebih berpotensi mengalami masalah ginjal 2,7 kali lebih besar, 2,5 kali mengalami hiperfiltasi (penyerapan besar) di ginjal, dan 2,8 kali lebih besar terdampak hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tim melakukan penelitian terhadap 1.180 orang dewasa berusia 18-45 tahun.

Kendati demikian, respon tubuh terhadap kafein berbeda-beda. Setiap orang dari genetik dan ras tertentu bisa saja mengalami perbedaan toleransi. Begitu pula terkait hormon kortisol yang setiap orang mengalami perbedaan waktu titik terendah atau titik tertinggi.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru