30.3 C
Jakarta
Monday, September 9, 2024

Tenaga Pendidik SMPN 19 Depok Terlibat dalam Penyusunan Nilai Rapor dengan Mark Up, Diancam Dicopot dari Jabatannya

Kasus mark up nilai rapor SMPN 19 Depok yang sedang diselidiki Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok masih terus bergulir. Dalam perkembangan terbaru, Dinas Pendidikan Kota Depok akan mencopot jabatan sembilan orang yang diduga terlibat dalam mark up nilai 51 siswa untuk dimasukkan ke beberapa SMA Negeri di Kota Depok.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek menunjukkan bahwa tenaga pendidik yang terlibat akan dikenai sanksi. Sanksi yang diberikan bervariasi, mulai dari sanksi berat, sedang, hingga ringan, serta pemberhentian dari tugas.

“Nama-nama mereka sudah terdata, sejumlah sembilan orang, termasuk tiga guru honorer yang akan diberhentikan, serta kepala sekolah, sisanya adalah lima orang,” ujar Chaerijah pada Sabtu (3/8/2024).

Dinas Pendidikan Kota Depok akan menyerahkan proses pemberian sanksi kepada Inspektorat Daerah dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Depok. Kedua lembaga tersebut memiliki wewenang untuk memberikan sanksi kepada tenaga pendidik yang terlibat dalam mark up nilai.

Chaerijah juga mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan Kota Depok tidak mengetahui adanya praktik mark up nilai dengan modus mengikuti les dari tenaga pendidik sekolah. Saat mengkonfirmasi beberapa saksi dari tenaga pendidik, hal tersebut tidak dipertanyakan.

“Dokumen-dokumen palsu yang ditemukan, termasuk 50 buah rapor palsu, juga tidak diketahui oleh Dinas Pendidikan Kota Depok. Dokumen-dokumen tersebut ditemukan saat Kejaksaan Kota Depok menginterogasi saksi terkait dugaan mark up nilai 51 siswa SMPN 19 Depok,” jelas Chaerijah.

Selain itu, Chaerijah juga mengungkapkan bahwa 51 siswa SMPN 19 Depok yang kemudian dibatalkan masuk ke delapan SMA Negeri di Depok ternyata telah bersekolah di sekolah swasta. Dinas Pendidikan Kota Depok telah memastikan agar 51 siswa tersebut tidak terhenti dalam pendidikan mereka.

“Alhamdulillah, mereka sudah kembali bersekolah, karena kami memiliki kewajiban untuk mencarikan mereka tempat belajar jika belum berhasil, dan kami bersyukur bahwa mereka sudah bersekolah kembali,” tutur Chaerijah.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru