
People Pressure adalah kecenderungan seseorang untuk kesulitan menolak permintaan, mengubah pendapatnya demi diterima, atau bahkan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya sendiri. Hal ini sering kali muncul karena ketakutan akan penolakan atau perasaan bersalah jika mengecewakan orang lain. Tekanan ini dapat bersifat eksplisit, seperti tuntutan langsung dari keluarga, teman, atau atasan, maupun implisit, seperti norma sosial yang berlaku di lingkungan tertentu. Mengatasi people pressure membutuhkan kesadaran diri dan keberanian untuk menetapkan batasan.
Ciri-Ciri People Pressure antara lain adalah ketakutan akan penolakan, di mana manusia cenderung ingin diterima dalam kelompok dan menolak permintaan bisa menimbulkan kecemasan akan dijauhi. Selain itu, rasa bersalah dan kewajiban sosial sering kali membuat orang sulit menolak bantuan karena konsep hutang budi dalam budaya Indonesia. Dorongan untuk ingin diterima dan disukai juga bisa membuat seseorang kesulitan menolak permintaan, disertai norma sosial di lingkungan kerja atau keluarga yang memperkuat hal ini. Kurangnya kepercayaan diri juga menjadi ciri people pressure, di mana ketakutan akan mengecewakan orang lain membuat seseorang sulit untuk menolak.
Untuk mengatasi people pressure, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, sadari batasan diri dan apa yang benar-benar diinginkan untuk membantu mengambil keputusan yang lebih baik. Gunakan komunikasi asertif dengan menolak secara jelas namun tetap sopan dalam menghadapi tekanan sosial. Melakukan latihan bertahap dengan mulai menolak permintaan kecil dapat membantu seseorang lebih terbiasa dalam menghadapi tekanan sosial yang lebih besar. Selain itu, penting untuk menghilangkan rasa bersalah dengan memahami bahwa menolak sesuatu bukan berarti buruk, melainkan bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Dengan latihan dan pemahaman yang konsisten, seseorang dapat lebih nyaman berkata “tidak” tanpa merasa terbebani. Mengetahui dan mengelola tekanan sosial ini akan membantu seseorang lebih bebas dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan kebutuhannya sendiri.