Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) mengumumkan rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2025. Penutupan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem di area tersebut.
Nia Niscaya, Ahli Utama Kemenparekraf RI, menyatakan bahwa penutupan sementara Taman Nasional Komodo merupakan langkah yang diambil setelah mempertimbangkan jumlah wisatawan yang datang, manajemen destinasi, dan daya tampung destinasi tersebut. Selain itu, penutupan ini juga dapat digunakan sebagai kesempatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem darat dan laut di Taman Nasional Komodo demi masa depan yang lebih baik.
Meskipun akan ada tantangan selama penutupan, Nia optimis bahwa hal ini juga akan membawa peluang bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, serta kawasan Taman Nasional Komodo. Pelaku pariwisata diharapkan dapat menghadirkan atraksi yang berbeda untuk wisatawan dan diversifikasi produk di luar Taman Nasional Komodo.
Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Taman Nasional Komodo juga sedang merencanakan penutupan aktivitas pariwisata di Taman Nasional Komodo. Penutupan tersebut bertujuan untuk pemulihan ekosistem, promosi destinasi wisata di Pulau Flores, peningkatan peluang ekonomi masyarakat, dan penataan kembali sumber daya manusia dan infrastruktur.
Rencana penutupan aktivitas pariwisata di Taman Nasional Komodo masih dalam tahap pembahasan, namun diharapkan dapat diterapkan secara bertahap mulai pertengahan tahun depan. Tergantung pada hasil kajian dan respons masyarakat, ada kemungkinan penutupan total atau penutupan pada hari tertentu.