
Kontroversi seputar pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih oleh Wali Kota Prabumilih Arlan viral di media sosial. Polemik ini juga melibatkan petugas keamanan sekolah, Ageng Wintoro. Setelah polemik semakin meluas, Arlan bersama Wakil Wali Kota Prabumulih Franky Nasril, Sekretaris Daerah Prabumulih Elman, dan sejumlah pejabat daerah menggelar konferensi pers pada Selasa (16/9) untuk meminta maaf kepada Roni Ardiansyah dan masyarakat Prabumulih.
Arlan membantah isu pencopotan Roni terkait teguran terhadap anaknya dan mengklarifikasi bahwa Roni tidak dicopot atau dimutasi. Sebaliknya, Roni ditegur terkait kasus guru kepada murid di SMPN 1 Prabumulih, dan guru yang terkait kasus tersebut dipindahkan, bukan Roni. Ajudan Presiden Prabowo Subianto, Rizky Irmansyah, kemudian mengumumkan bahwa keputusan pencopotan Roni dibatalkan dan Roni kembali menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menurunkan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang Politik Hukum dan HAM untuk menyelidiki isu pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih. Profil Arlan menunjukkan bahwa dia lahir di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, pada 30 Maret 1975. Sebelum menjadi pejabat daerah, Arlan adalah seorang pengusaha dan Ketua Dewan Penasihat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Prabumulih.
Berdasarkan LHKPN yang dilaporkan pada 2024, harta kekayaan Arlan tercatat sebesar Rp17.002.737.046, termasuk tanah, bangunan, dan berbagai kendaraan. Pada Pilkada Prabumulih 2024, Arlan bersanding dengan Franky Nasril sebagai calon wali kota yang didukung oleh 11 partai politik. Selama kampanye, Arlan viral karena memboyong empat istrinya ke acara kampanye, meskipun dia mengklaim bertanggung jawab atas dunia dan akhirat. Melalui kontroversi ini, Arlan dan kebijakannya menjadi sorotan dan menimbulkan perdebatan di masyarakat.