30.1 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

Soeharto sempat melarang karena alasan ini

Pada masa sekarang, jilbab biasa digunakan oleh wanita Muslim. Namun, hal ini berbeda dengan masa lalu dimana jilbab tidak umum dan bahkan dilarang oleh pemerintah. Menurut Jean Gelman Taylor dalam bukunya “Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia” (2008), foto-foto dari tahun 1880-an tidak menunjukkan adanya penggunaan jilbab, blus, atau celana oleh wanita Muslim pada masa itu. Mereka hanya menggunakan kudung sebagai penutup kepala, namun tidak menutupi seluruh kepala.

Meskipun demikian, pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, mendorong penggunaan jilbab bagi wanita Muslim. Salah satu contohnya adalah istri Ahmad Dahlan, Nyai Ahmad Dahlan, yang terlihat mengenakan jilbab yang menutupi rambut dan melilit kepala. Namun, tidak semua wanita Muslim mengikuti contoh tersebut. Beberapa tokoh pada tahun 1930-an seperti Rangkayo Rasuna Said, seorang pejuang kemerdekaan, juga terlihat mengenakan jilbab khas Minangkabau yang disebut mudawarah.

Penggunaan jilbab tidak banyak dalam rentang tahun 1930 hingga 1980-an. Namun, seiring dengan arus keterbukaan yang semakin meningkat, penggunaan jilbab pun menjadi lebih luas. Pemerintah era Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto melihat penggunaan jilbab sebagai ancaman karena dianggap terkait dengan gerakan radikalisasi Islam. Hal ini mengakibatkan pelarangan penggunaan jilbab di sekolah negeri sekuler melalui Surat Keputusan pada tahun 1982.

Kontroversi mengikuti kebijakan ini, namun pada tahun 1990-an, penggunaan jilbab kembali diizinkan oleh pemerintah Soeharto sebagai upaya mendapatkan dukungan dari kaum Muslim menjelang pemilu. Sejak saat itu, penggunaan jilbab menjadi wajib bagi wanita Muslim dan menjadi bagian dari fesyen lengkap di Indonesia.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru