Sektor manufaktur memainkan peran penting dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Fithra Faisal, sektor manufaktur memiliki kontribusi sebesar 19 persen terhadap perekonomian negara. Investasi di sektor ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan industri dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Investasi telah berhasil menciptakan sekitar 1,2 juta lapangan kerja baru pada semester pertama tahun ini dan estimasinya akan mencapai 3 juta pada semester kedua 2025. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu juga membenarkan bahwa sektor manufaktur merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, terutama dalam subsektor industri tekstil, alas kaki dan kulit, makanan dan minuman, elektronik, serta otomotif.
Namun, penyerapan tenaga kerja sebagai dampak positif dari investasi harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Meskipun sektor industri smelter dapat menyerap tenaga kerja lebih sedikit dibanding sektor manufaktur, namun sektor ini dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru yang bernilai besar. Investasi di sektor manufaktur diyakini memiliki korelasi erat dengan peningkatan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Indonesia.