Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno, mengakui memahami keluhan para pengusaha terkait rentetan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, terutama akhir pekan panjang yang dianggap merugikan perusahaan.
Sandiaga Uno, yang sebelumnya adalah seorang pengusaha, memahami alasan para pengusaha yang mendesak penghapusan Cuti Bersama. Namun, ia juga menegaskan bahwa kebijakan Cuti Bersama ini memiliki dampak positif bagi pariwisata Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa lebih dari 50% pergerakan ekonomi di Indonesia berasal dari konsumsi, termasuk konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor-impor, dan pengeluaran pemerintah. Sandiaga menegaskan bahwa konsumsi rumah tangga harus didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Sandiaga, kebijakan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama yang ditetapkan pemerintah telah berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga lima persen.
Sandiaga Uno menyebut bahwa ia memahami kendala yang dialami para pengusaha selama Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, seperti rendahnya produktivitas. Oleh karena itu, ia mengajak para pelaku usaha untuk berdiskusi dengan pemerintah untuk mencari solusi.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker RI), Ida Fauziyah, juga mengatakan bahwa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui sektor pariwisata.
Para pengusaha telah mendesak pemerintah untuk menghapus kebijakan Cuti Bersama atau libur untuk sektor usaha tertentu, karena dapat mengganggu kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Kemacetan parah yang terjadi di jalur menuju pelabuhan Tanjung Priok disebut sebagai dampak dari libur panjang sebelumnya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno, menyatakan pentingnya agar pemerintah membuat aturan yang mengatur bahwa kegiatan usaha terkait pelayanan publik tidak boleh libur. Kesimpulannya, pemerintah perlu kajian mendalam terkait kebijakan Cuti Bersama agar tidak mengganggu kegiatan ekonomi Indonesia.
