Industri manufaktur di China sedang mengalami gelombang revolusi yang didorong oleh teknologi kecerdasan buatan (AI). Pabrik-pabrik pintar di seluruh negeri ini sedang mengalami kemajuan pesat dalam mengimplementasikan AI untuk meningkatkan efisiensi produksi. Contohnya adalah pabrik Xiaomi di pinggiran kota Beijing, di mana setiap 76 detik, sebuah mobil baru meluncur dari lini produksi yang didukung oleh lebih dari 700 robot yang bekerja secara otomatis, dipandu oleh AI.
Di tempat lain, robot-robot pengelasan bekerja terus-menerus di pabrik Harbin Electric Machinery Co., Ltd., meningkatkan efisiensi produksi hingga 40 persen. Sistem pengenalan visual yang canggih digunakan untuk memastikan ketepatan dalam pengoperasian sambil meminimalkan paparan debu berbahaya. Banyak perusahaan manufaktur di wilayah timur laut China telah mengadopsi teknologi AI untuk menghadapi perkembangan industri yang berkualitas tinggi.
Tidak hanya industri tradisional yang terpengaruh, AI juga merevolusi industri emerging seperti pembuatan satelit komersial. Pabrik super satelit di Taizhou, Provinsi Zhejiang, telah mempercepat efisiensi produksi berkat teknologi cerdas, menekan biaya produksi hingga 45 persen lebih murah dari metode tradisional.
Sebagai negara yang menghadapi era revolusi industri keempat, China membangun hampir 10.000 bengkel kerja digital dan pabrik pintar. Dengan integrasi AI ke dalam manufaktur semakin dalam, kita akan melihat transformasi luar biasa dalam desain produk, manajemen operasional, dan pengoperasian. Para pakar memprediksi bahwa kemampuan AI akan terus berkembang, membawa otomatisasi yang lebih luas dan potensi produksi nirawak.
AI diyakini sebagai kekuatan pendorong di balik transformasi industri dan revolusi teknologi baru. Para ahli meyakini bahwa AI akan menjadi infrastruktur dasar seperti jaringan air dan listrik, membawa kita menuju era transformasi industri yang baru dan menginspirasi inovasi yang tak terduga.