Di balik udara pegunungan Argopuro yang sejuk, terdapat aroma rempah yang menggoda dari sebuah dapur rumah di Dusun Malar, Desa/Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso. Nur Aini dan suaminya, Ariesta, memperkenalkan sajian khas mereka, yakni bebek kampung ungkep. Sejak tahun 2023, Nur Aini mulai meracik resep sendiri setelah terinspirasi dari kunjungan kulinernya ke Madura. Berkat kelezatan rasa rempahnya, banyak pelanggan yang menyatakan bahwa rasanya mirip dengan bebek Madura meskipun berasal dari Binakal. Proses memasak bebek kampung ungkep ini tidak main-main, memerlukan waktu hingga empat jam dengan tambahan sepuluh jenis rempah khas Binakal yang menjadi rahasia utama kelezatannya. Usaha ini mendapat dukungan dari tokoh lokal seperti Camat dan Kasubbag Kecamatan Binakal yang memberikan dorongan serta kesempatan untuk dikenal luas. Bebek ungkep khas Binakal bukan hanya sekadar kuliner, tapi juga menjadi simbol sinergi antara warga dan pemerintah serta menunjukkan potensi desa dalam menghidupi banyak pihak. Dengan harga yang terjangkau, forsi pertama bebek ungkep dijual Rp 30 ribu dan satu ekor utuh Rp 100 ribu, usaha Nur Aini dan suaminya telah berhasil menarik minat pembeli baik secara online maupun offline. Dengan tekad untuk terus berkembang, pasangan ini berharap usaha mereka bisa memberikan nilai tambah tidak hanya bagi keluarganya sendiri, tetapi juga bagi peternak bebek lokal.
